Thursday, April 9, 2015

Pesona Pantai Kupa-Kupa

(Pantai Kupa-Kupa, Halmahera Utara, April 2014 s.d. April 2015)

berapa kali pun kita mengunjungi suatu tempat yang sama, kesannya pasti berbeda...

Pantai ini cukup terkenal di Halmahera Utara. Saking terkenalnya, membuatku penasaran ingin "menjamahnya". Dan kesempatan pertama kali ke sini adalah saat singgah bulan April tahun 2014 lalu setelah menyambangi Pulau Meti. Karena perjalanan dari Mawea ke Tobelo akan melewati desa dimana Pantai Kupa-kupa berada, maka aku dan teman-teman sepakat untuk singgah. Sama-sama belum pernah ke sini soalnya.

Angkot dari Desa Mawea ke pantai Kupa-kupa dikenakkan tarif Rp. 10.000 per orang. Seharusnya sih dari Mawea ke desa Kupa-kupa cuman Rp. 5000,-. Namun ternyata aku baru sadar kenapa sedikit mahal saat angkot yang kami tumpangi melewati jalanan yang beberapa bagiannya tidak terlalu bagus dan agak masuk ke dalam kampung mendekati pantai. Pantesan… hehe..

Sedangkan untuk transportasi dari Tobelo, cukup menumpang angkot yang melewati desa Kupa-kupa yang ada di Terminal Wosia, Tobelo dengan tarif yang hampir sama.

Kami diturunkan di depan Terminal BBM Tobelo. Untuk menuju ke pantai, kami masih harus melewati jalanan yang tidak diaspal alias tanah berbatu yang terletak di sebelah kanan Terminal BBM tadi. Untuk yang tidak membawa kendaraan dikenakkan tarif Rp. 2000,- per orang. Untuk yang membawa kendaraan lebih mahal beberapa ribu tergantung jenisnya. Biasanya biaya retribusi memasuki kawasan wisata di daerah Halmahera Utara adalah sama di mana-mana.
Narsis di depan kantornya orang dulu. hehe....
Setelah jalan kaki sekitar 200 meter, sampailah kami ke pantai Kupa-kupa. Pantai ini sunyi sekali. Pasirnya tidak terlalu halus, berwarna krem. Sepanjang pantai ditumbuhi pohon jenis ketapang yang rindang. Dijamin tidak akan kepanasan kalau mau duduk-duduk di pasir. 
Lumayan buat nyantai sambil tidur2an di depan resort
Yang paling aku suka di sini adalah pantainya bersih dan terawat, air lautnya tenang, dan tidak terlalu banyak pengunjung saat itu. Mungkin karena sebagian besar masyarakat di Tobelo lebih menyukai Pantai Luari atau Tanjung Pilawang untuk bersantai di hari libur. Bagi yang membawa anak kecil atau mau belajar berenang, pantai ini sepertinya cocok sekali. Meski pemandangan Terminal BBM Tobelo di sebelahnya terlihat kurang pas dengan pantai, namun tidak terlalu berpengaruh. Pantai ini tetap indah.
Teduh banget euy.....

Minggu lalu (awal April 2015), ke sini lagi. Tidak banyak yang berubah dengan suasana pantai Kupa-kupa ini. Terminal BBM masih eksis di sebelahnya, dengan simbol rumah adat "Hibualamo" yang ditempatkan di atas papan namanya. Suasana sunyi dan tenang yang biasanya menyelimuti pantai ini berganti ramai dengan musik yang diputar pengelola pantai ditambah dengan suara orang yang lagi karaokean lagu-lagu kenangan di warung makan depan resort. Bersahut-sahutan kedua sumber musik itu, sampe aku jadi bingung sendiri mendengarnya. hehe...

Resort yang ada di pinggir pantai Kupa-kupa ini milik seorang bapak asal Jerman dengan isterinya yang orang asli Halmahera. Yang paling murah seharga (kalo tidak salah ingat) nggak sampe lima ratus ribu,- per malam dan yang termahal di atas sejuta. Tamannya juga bagus, meski tidak terlalu luas. Banyak sekali tumbuhan langka di sini. Tidak heran memang karena om bule itu seoran pecinta tumbuhan.  Jangan kaget kalau melihat banyak tumbuhan dari luar negeri ada di sini. Ada yang dari Afrika, Amerika Latin, Malaysia, dll. Mau beli? Silahkan tanya ke yang empunya. Dulu pernah nemenin si boss kantor membeli beberapa tanaman langka. Silahkan nego pokoknya. Harga tanaman nggak pake Dollar kog, dan masih standard dalam negeri lah… hehe…

Tidak hanya di pantai depan resort, kami kemudian menyusuri ke sisi lain pantai. Semakin ke utara, pasirnya semakin halus dan suasana semakin sunyi. Di bagian ini terdapat hamparan batu karang dan air laut berombak. Berdiri pula sebuah menara pemantau di atas lautnya. Sepertinya di sini kurang cocok untuk berenang.

Menelusuri sisi utara pantai Kupa-kupa
Makin penasaran sebenarnya ingin menjelajah lebih jauh lagi, tapi kalau sendirian menjelang sore begini sepertinya serem juga. Apalagi suara deburan ombak makin lama makin tidak romantis. *preettt...*. Balik aaahhh… heehehe…
Di bagian utara pantai didominasi oleh batu karang (April 2014)

Masih di bagian utara pantai (April 2015).
Semakin ke sini semakin sunyi... sepiii....
Menjelang sore, air laut mulai pasang. Balik ahh....
Tersedia warung makan juga di sini. Beberapa kali aku ke sini, jarang buka. Kadang hanya tersedia pisang goreng dan minuman. Ya sudah, itu aja dah wow banget. Apalagi dinikmatinya di tepi pantai yang teduh begini. Harganya pun cukup ekonomis.
April 2014: Ichad, Thoxy, Amin, Jihad

April 2015: Thoxy, Achun, Blessiong, Amin, Dhinar, Jihad, Wanal
Selain berkeliling pulau, santai dan mandi di pantai, kegiatan snorkeling juga bisa dilakukan di sini. Selain itu, kita bisa juga menyewa perahu ketinting berukuran kecil yang tersedia di pinggir pantai. Seru…!!! Kalo nggak salah inget sih Rp. 50.000 sepuasnya. Yang penting jangan lupa dibalikin perahunya. Dan jangan coba-coba dibawa mendayung hingga Tobelo yaah.. Jauh itu.. hahaha...
Ready to rent....
Haripun semakin sore. Saatnya pulang. Karena tidak ada angkot yang lewat di sini, untuk yang tidak bawa kendaraan terpaksa harus jalan kaki sob sampe ke jalan trans Halmahera. Lumayan lah, anggap saja olahraga. Yah, kira-kira 30 menit-an jalan kakinya.
Kondisi jalan dari pantai ke jalan raya
Untuk menikmati sunset, sepertinya bisa juga. Namun mataharinya tidak terbenam berhadapan dengan pantai. Jadi, sepertinya tidak seindah seperti di Pantai Luari.
Capturing the red light....
Menjelang Maghrib, saatnya pulang....

***
Tips perjalanan ke Pantai Kupa-kupa
  • Sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi. Kalau dari Tobelo ke sini mah gampang, bisa minta supirnya agar diturunin di depan jalan masuk pantai. Tapi baliknya itu yang susah. Jalan kaki sampai nemu jalan raya. Haha…
  • Bawa makan atau camilan sendiri ya sob. Kadang warungnya buka, kadang nggak.
  • Bawa alat snorkeling sendiri.
*****

0 komentar:

Post a Comment