(Pulau Meti, 08 April 2014)
P.S.: foto-foto di postingan ini campuran, ada yang diambil tahun 2013 dan 2014
Hari ini adalah hari libur, dalam rangka pemilihan calon legislatif. Pesta demokrasi 5 tahunan ini membuat kota Tobelo sepi sejenak di pagi hari sampai menjelang siang. Sebagai perantau yang tidak dapat memilih – males ngurus sih sebenarnya – hari ini kita isi dengan jalan-jalan saja. Pilihan jatuh ke pulau Meti. Pilihan? Yoi sob. Di Halmahera Utara sini tempat wisatanya segudang. Bergudang-gudang malah. Tinggal milih mau ke mana. Dan pulau Meti, adalah sebuah pulau berpenghuni yang pernah aku kunjungi sebelumnya pada tahun 2013 lalu.
Pulau Meti terletak di perairan laut bagian timur Halmahera Utara, dekat dengan desa Todokuiha. Di pulau ini masih bisa ditemukan meriam peninggalan Jepang. Tedapat perkampungan di pulau ini.
|
Perjalanan ke desa Mawea bisa menggunakan angkot, biar lebih ekonomis... |
Dari Tobelo, kami menumpang sebuah angkot jurusan Mawea di terminal Wosia, Tobelo, dengan tarif Rp. 15.000 yang aslinya adalah Rp. 10.000. Karena angkot ini adalah angkot satu-satunya yang ada di terminal, mungkin yang lainnya lagi ke TPS kali ya, maka kamipun tidak keberatan dengan tarif 50% lebih mahal tersebut.
|
Dermaga kayu di Desa Mawea, di sini tempat menyewa perahu ke Pulau Meti |
|
Anak-anak yang sedang asyik memancing ikan |
|
Kayaknya udah dapet banyak tuh ikannya. hehe... |
Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah kami di desa Todokuiha, di mana dermaga ke pulau Meti berada. Dermaga kayu sederhana ini masih tampak kokoh. Perahu sudah dipesankan oleh salah satu temanku. Sambil menunggu perahunya datang, aku keliling sebentar di pantai dekat dermaga. Banyak anak-anak kampung yang lagi memancing ikan dengan cara “ladung”, yaitu hanya dengan senar, mata pancing serta umpan dan tanpa batang kail pancing. Anak-anak di sini ternyata sangat welcome dengan wisatawan. Mereka suka difoto ternyata. Seru juga mengamati anak-anak ini mengisi waktu bermainnya. Hehehe…Aku dan ketiga teman menyewa sebuah perahu dengan tarif Rp. 200.000 pulang pergi. Seharusnya sih bisa lebih murah. Namun melihat itu hanyalah satu-satunya perahu yang ada, ya okelah.. Letak pulau meti ini ternyata dekat sekali. Sepertinya kurang dari 10 menit.
|
Hallo? ATC? gimana kondisi jalur ke pulau Meti? bisa saya ke kanan dikit nggak? 3000 kaki aja.. ya. yaa.. ada orang2 keren nih mau ke Pulau Meti. hehe. |
Awalnya aku mengira sekitar setengah jam, karena tahun lalu ke sini rasanya agak lama. Mungkin karena tahun lalu sempat singgah sebentar di pulau Pasir Timbul. Ternyata kalau langsung sangat dekat. Makin yakin deh kalau tarif tadi memang kemahalan untuk rute sependek ini. Dan seingatku sih kata teman yang pesenin perahu, mestinya harga segitu udah sekalian ke Pulau Pasir timbul. Tapi kog nggak dianter yaa? Hadeh… ya sudahlah. Masih untung dapat perahu. |
Menyeberang ke Pulau Meti |
Suasana pulau ini hampir sama seperti tahun lalu. Sunyi dan sepi. satu-satunya pondok yang ada di situpun kelihatannya makin tidak terurus. Bagian pantai tempat kami bersantai ini tidak terlalu luas. Meski begitu, pasir putih dan jernihnya air membuatnya semakin indah. Apabila menyusuri sisi pulau lainnya kearah utara, kita akan melewati hutan lebat dengan air yang cukup tenang, jernih dan akan terdengar suara burung-burung liar sahut menyahut. Banyak anak-anak yang bermain di sini. Ada yang naik pohon, naik perahu, maupun bermain di dermaga yang kelihatan cukup tua.
|
Sebuah dermaga yang kelihatan tua di salah satu sisi pulau Meti |
|
Aktivitas yang jarang dinikmati anak-anak di kota |
|
Bercengrama di atas pohon. Senangnya mereka. hehe |
|
Ini nih yang bikin nggak tahan pengen nyebur... |
|
Di sini tempat wisatanya |
Terdapat pulau lainnya yang cukup dekat di sebelah selatan pulau. Laut di antara pulau ini kadang tenang, kadang cukup berarus. Rasanya pengen sekali menyeberang ke pulau tetangga itu. Ada kabel bawah laut ternyata antara kedua pulau ini (di sisi pantai sebelah selatan). Entah itu kabel apa, kayak kabel listrik gitu. Ihh.. ngeri... balik ke depan pulau aaahh....
|
Welcome to Pulau Meti, di sini tempat wisatanya |
|
Perahunya mendarat di sini. hehe.. |
|
Inilah kami berempat. (kiri-kanan: Ichad, Amin, Jihad, aku/Thoxy) |
Sempat penasaran dengan sisi lain pulau ini. Dengan tekad yang bulat, kamipun ingin menjelajahi pulau dan berharap menemukan peninggalan-peninggalan jepang tersebut. Namun baru beberapa meter berjalan, kamipun mengurungkan niat. Daripada tersesat di hutan, ya sudahlah. Apalagi terbayang-bayang dengan penjajah Jepang yang suka pasang ranjau. Kalau kena ranjau darat gimana? hehe... lebay yaa.. Ya sudah, main-main di pantai saja. Hehehe… |
Pulau Meti yang sunyi |
|
Pulau Meti, indahnyaaa..... |
|
Kayaknya pulau ini pas banget untuk menyepi |
|
Rasanya pengen menyeberang di pulau seberang itu... |
Selain menjelajahi pulau, kegiatan snorkeling dapat dilakukan di sini. Terumbu karangnya masih bagus dan berwarna warni. Meski didominasi oleh terumbu karang yang keras, namun alam bawah lautnya sepanjang penglihatanku ini sungguh mengagumkan. Kelihatan seperti jarang disentuh manusia. Agak mengherankan memang letak terumbu karangnya yang di samping dermaga di pulau berpenghuni ini, namun jarang ada yang rusak. Untuk kegiatan snorkeling ini, insyaallah akan aku bahas di postingan berikutnya.
|
Ada bule juga di pulau yang sunyi ini. Foto ini diambil tahun 2013 lalu |
|
ada terumbu karang juga di sini lho... |
|
Loncaaaattt....!!!! |
Sepertinya pulau ini sangat cocok bagi yang suka menyendiri atau menyepi. Hehehe… |
View dari pulau Meti. Rasanya pengen ke pulau-pulau di sekitarnya juga.... |
***
Tips perjalanan ke Pulau Meti, Halmahera Utara:
- Dari Tobelo, bisa naik angkot jurusan Mawea. Nanti angkotnya bisa juga dipesan PP. Tinggal nego dengan supir angkotnya, jam berapa kira-kira akan dijemput.
- Bisa sekalian ke pulau Pasir Timbul yang letaknya di sebelah utara pulau. Atau mau menjelajah ke pulau lain di sekitar pulau Meti? Silahkan dibicarakan dengan tukang perahunya.
- Sebaiknya membawa makan sendiri.
*****
0 komentar:
Post a Comment