(Pantai Luari, 29 Desember 2013)
Hari ini cukup cerah. Setelah tadi pagi huntingfoto-foto sunrise di Tanjung Pilawang dengan Dzikri, rencana selanjutnya adalah ke air panas Mamuya. Sekedar mengisi waktu di pagi hari libur begini, sambil merefleksikan badan setelah seminggu beraktifitas. Sambil siap-siap, tiba-tiba ada bbm masuk,
"bawa snorkel, barang kali mau renang…" bbm dari dzikri
Renang? Snorkelling kali bro. hehe
"Haha… renang di mana? Luari?"
"Luari, bro. Masih kuat to?" katanya.
"owh.. siipp. Berarti seperangkat alat snorkelling nih alamtnya"
Dia bertanya apakah aku masih kuat atau tidak. Ya, karena dalam waktu kurang dari seminggu ini, setidaknya sudah tiga kali kami snorkelling sambil freediving di tiga pulau yang berbeda di Halmahera Utara.
Sebelum berangkat, kami buat kesepakatan. Karena rencana awalnya memang hanya ke Mamuya saja, jadi kalau seandainya air di pantai Luari keruh karena intensitas ombak yang tinggi, berarti snorkelling dinyatakan batal demi hukum. Hehe… Oke sob.
Dengan menggunakan motor pinjaman yang sesekali mogok di jalanan, sampai juga kami di Luari. Suasana pantai seperti biasa. Pagi-pagi begini masih sunyi dan bersih. Dan sayang sekali, airnya sama seperti minggu lalu, keruh. Maklum, musim ombak dan hujan.
‘’Keruh bro. Udah sejauh ini tapi. Tanggung banget kalo nggak nyemplung,’’ kataku.
Kami sepakat, dan petualangan menikmati keindahan bawah laut pantai Luari yang agak keruh saat itu pun di mulai.
Pada umumnya air yang keruh adalah di bagian yang banyak pasir halusnya. Sedangkan di area yang sedikit dalam maupun yang banyak karangnya lumayan jernih. Ikan-ikan beraneka ragam wara wiri di sini. Ikan buntel dengan berbagai warna dan corak sering aku temui. Lion fish juga tak jarang suka nongoldi area yang dangkal.
Ikan badut dan geng-nya; Pantai Luari - Halmahera Utara |
Anemone |
Hello... Aku sodaranya Nemo :D |
Oh, iya. Di sini ada ikan nemo (ikan badut/clown fish) yang berwarna hitam, bergaris putih dan berkepala orange. Aku sudah hafal lho tempat mangkalnya. Di atas sebuah anemone yang dikelilingi rumput yang tidak jauh dari bibir pantai sebelah kanan. Sudah beberapa kali aku ke sini, mereka masih aja nongol di situ. Entah sampai kapan.
Saat air surut, area yang terdapat terumbu karang yang letaknya radius beberapa puluh meter dari bibir pantai akan semakin dangkal. Jadi akan kurang menyenangkan kalau untuk snorkelling. Harus ekstra hati-hati kalau bergerak. Takutnya bisa lecet terkena karang.
Setelah beberapa jam snorkelling, saatnya bilas di Air Panas Mamuya. Meskipun di sini ada tempat bilas, pada umumnya pengunjung banyak yang menyukai air panas Mamuya sebagai tempat bilasnya. Tapi sebelumnya, makan rujak enak nih.
***
Tips perjalanan ke Pantai Luari:
Untuk tambahan referensi, bisa dibaca postinganku sebelumnya tentang pantai Luari.
Sedia alat snorkeling/diving sendiri. Di sini tidak ada fasilitas penyewaan.
*****
0 komentar:
Post a Comment